Kejadian itu terjadi di Samarra, 95 kilometer sebelah utara Baghdad pada Jumat, 18 Juni sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Hameed al-Daraji tewas karena tembakan di dadanya saat sedang tidur di rumahnya.
Pria berusia 50 tahun itu telah bekerja sebagai penerjemah dan kontraktor militer AS selama tujuh tahun. Atau tak lama setelah invasi pimpinan AS menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein pada tahun 2003.
Menurut kepolisian setempat, seperti dilansir News.com.au, Sabtu (19/6/2010), putra korban dan sepupunya telah ditangkap atas pembunuhan itu.
Menurut kepolisian, putra korban, Abdul-Halim Hameed (30) mengaku bahwa dia merupakan bekas anggota Al Qaeda di Irak yang berhenti dari jaringan teroris itu pada pertengahan 2007 lalu setelah terdesak oleh operasi keamanan Irak dan AS.
Namun meski keluar dari Al Qaeda, Hameed, juga sepupunya yang berumur 19 tahun dan kakak laki-lakinya yang berumur 24 tahun masih tetap mendukung perjuangan Al Qaeda. Dan belum lama ini, mereka setuju diajak bergabung pada Ansar al-Sunnah, gerakan perlawan yang memiliki kaitan dengan Al Qaeda.
Menurut kepolisian Irak, Hameed dan sepupunya tampaknya mencoba membuktikan loyalitas mereka setelah bergabung dengan Ansar al-Sunnah.
Polisi saat ini masih memburu seorang putra korban lainnya yang diduga ikut terlibat dalam pembunuhan itu.
Samarra merupakan salah satu daerah di Irak yang paling sulit dikendalikan sejak invasi AS ke Irak. Kekerasan sektarian antara kaum Sunni dan dan Syiah sering terjadi di wilayah itu
sumber :http://www.detiknews.com/read/2010/06/19/144657/1381877/10/jadi-penerjemah-untuk-militer-as-pria-irak-dibunuh-anaknya?991102605
0 comments:
Posting Komentar