INILAH.COM, Jakarta – Dinosaurus terhapus dari muka bumi secara tiba-tiba bukan karena serangan komet. Ilmuwan mengklaim dinosaurus punah karena iklim, seperti yang terjadi pada saat ini.
Peneliti mempelajari fosil di Norwegia dan menemukan bahwa temperatur air laur turun dengan sangat cepat dari 13 derajat celcius ke 4 derajat celcius sekitar 137 juta tahun lalu.
Mereka percaya hal tersebut disebabkan oleh perubahan tiba-tiba di aliran teluk Atlantik, sebuah fenomena yang ditakutkan oleh banyak ilmuwan akan terjadi lagi.
Temperatur turun selama periode Cretaceous yang menyapu hampir sebagian besar kehidupan dunia dinosaurus. Ilmuwan yang berada di belakang studi mengejutkan tersebut mengklaim bahwa ada kejadian besar yang dialami dinosaurus yang akhirnya menuntun menuju kepunahan.
Beberapa ahli terdahulu percaya bahwa makhluk tersebut terhapus karena satu peristiwa cataclysmic pada 65 juta tahun lalu, seperti sebuah meteor besar yang menghantam bumi. Tetapi riset terbaru memberikan petunjuk bahwa dinosaurus punah karena serangkaian perubahan lingkungan, dimulai dengan penurunan temperatur lautan.
Studi tersebut dilakukan oleh tim ilmuwan, dipimpin oleh Dr Gregory Price dari Universitas Plymouth, yang memeriksa fosil dan mineral dari Arctic Svalbard di Norwegia.
Dr Price menemukan bahwa penurunan temperatur sangat ekstrim yang menyebabkan sejumlah besar spesies dinosaurus sebelumnya hidup di laut hangat, dangkal, dataran dan rawa akhirnya mati.
Dia mengatakan bahwa riset tim menunjukkan penurunan temperatur terjadi ketika bumi dalam iklim rumah kaca, serupa dengan kondisi saat ini.
“Penurunan temperatur disebabkan oleh perubahan sirkulasi laut, persis apa yang terjadi di Gulf Stream. Dalam periode Cretaceous, Atlantik lebih dangkal tetapi fiturnya sama yakni mengalir ke utara, jika hal tersebut terjadi maka hasilnya pelelehan gunung es yang akhirnya penurunan tiba-tiba temperatur bumi,” ujarnya.
“Kami percaya dinosaurus yang makhluk berdarah dingin membutuhkan kehangatan untuk menjaga mereka tetap hidup. Jika mereka dahulu tidak bermigrasi ke selatan, maka mereka terhapus. Perubahan iklim saat ini juga menjadi pembahasan agenda yang coba menentukan bagaimana dinosaurus bisa punah,” imbuh Price.
Price dan timnya percaya bahwa dinosaurus mati secara bertahap dan sangat mungkin jika disebabkan oleh rangkaian perubahan iklim. Penurunan temperatus diperkirakan terjadi karena level yang tinggi dari karbondioksida (CO2) yang ada di atmosfer. Temperatur global meningkat dan kutub es akhirnya meleleh, sebuah fenomena yang diprediksi berulang di bumi. Ilmuwan telah memperingatkan bahwa Eropa bisa saja masuk ke dalam zaman es kembali.
Dr Price telah mengunjungi Svalbard sejak tahun 2005, mengumpulkan fosil dan sampel dari area yang menjadi ladang penemuan paleontologis, termasuk reptil laut raksasa semacam pliosaurs dan icthyosaurs.[ito]
|
0 comments:
Posting Komentar