selamat datang di www.unikindo.blogspot.com temukan lebih dari 10.000 artikel unik dan selalu terupdate setiap harinya!

Ternyata Emas Tidak Selamanya Berkilau...!!!

Written By unik on Senin, 14 Juni 2010 | Senin, Juni 14, 2010

http://d3d3k.files.wordpress.com/2008/04/gold1.jpg

Banyak bayi di bawah lima tahun (balita) di Nigeria bagian utara terancam kerusakan otak jangka panjang akibat terpapar racun akibat penambangan emas liar.

Sudah ada sekurang-kurangnya 170 balita yang meninggal dunia.

Pihak berwenang di negara bagian Zamfara, Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, membantu merawat pasien dan menutup tambang untuk mengatasi polusi sebelum musim hujan bulan depan.

Penemuan cadangan emas memicu “demam emas” di antara para petani miskin yang rela menggali batu-batu menggunakan tangan.

Tanpa disadari mereka terpapar bahan beracun konsentrasi tinggi.

http://foto.detik.com/images/content/2007/03/05/157/Penambangan3.jpg

Sedikitnya enam desa terkontaminasi dengan timah konsentrasi tinggi yang tersebar dalam bentuk debu dari tambang-tambang terbuka.

Para perempuan memproses bijih emas dalam kompleks di mana anak-anak bermain bertelanjang kaki.

Blacksmith Institute, badan konsultasi antipolusi yang bermarkas di New York, mengirip tim pakar untuk membantu memberihkan residu-residu penambangan.

Mereka mengungkap ada sedikitnya 170 balita tewas dalam sebulan belakangan.

Sebanyak 130 anak terkontiminasi timah kadar tinggi sehingga tidak bisa terdekteksi mesin.

“Kami berharap ratusan balita membutuhkan perawatan dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Richard Fuller, presiden Blacksmith Institute.

Tim dokter asal Belanda telah mendirikan pusat bantuan darurat di Desa Bukkuyum, di mana sekitar 50 balita tengah dirawat.

Mereka berencana menggandakan jumlah pasien hingga akhir pekan dan berharap membuka fasilitas kedua segera.

“Dalam kasus yang lebih parah, kami melihat gejala-gejala gangguan syaraf sehingga memicu pingsan dan kejang-kejang.

Sayangnya, gejala itu diikuti dengan kematian bagi balita yang lebih muda,” ujar Lauren Cooney, koordinator tim dokter Belanda.

Dia mencatat ada sebuah desa yang kehilangan sepertiga balitanya hanya dalam hitungan pekan.

“Kematian-kematian yang kami ketahui nyaris seluruhnya balita.” Cooney mengatakan beberapa balita yang sudah mendapat perawatan menunjukkan pemulihan. Para ibu menyusui juga diberi perawatan karena kontaminasi juga bisa ditularkan lewat air susu ibu.

http://dfmoney.files.wordpress.com/2009/06/gold7.jpg

“Ada seorang balita yang sering mengalami kejang-kejang dan sulit bicara, akhirnya bisa bicara.

Lalu ada gadis kecil yang menderita lemah otot, akhirnya bisa berjalan lagi,” ujar Cooney.

Meskipun demikian, Cooney tidak mau sesumbar bahwa upayanya sudah berhasil.

Karena dia sadar banyak kasus yang sudah cukup parah sehingga para balita akan mengidap gangguan syaraf permanen.

Blacksmith Institute sudah mengirim dua alat sinar X yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi logal di tanah.

Tanah yang beracun digali dan dipindahkan dan lubangnya ditutup dengan pasir.

Tanpa Pilihan

Para penduduk di beberapa desa tidak yakin bahwa pertambangan emas liar yang menyebabkan anakanak mereka meninggal dunia.

“Masalah ini bukan berasal dari penambangan di sekitar desa, tetapi dari tempat lain,” ujar Yakubu Ibrahim, seorang warga Desa Dareta berusia 43 tahun.

“Penambangan ini adalah satu-satunya penyambung hidup kami. Jika ditutup, apa lagi yang bisa saya lakukan?”

Mereka khawatir para pemuda desa akan beralih profesi menjadi pencuri ternak jika tidak bisa menambang.

Sementara itu di pojok desa, sebuah lahan dipagari dengan bambu. “Di sini tempat kami mengubur anak-anak yang meninggal.

Ini adalah kuasa Tuhan,” kata Idriss Yahaya, 55 tahun.

Demikianlah respons warga desa yang menganut Islam menyikapi sejumlah kematian balita yang mendadak.

Untuk saat ini, respons darurat terkonsentrasi untuk mengatasi polusi dan merawat pasien.

Namun pendidikan masyarakat tengah disiapkan dalam bahasa pengantar lokal, bahasa Hausa.

“Harus ada kampanye pendidikan termasuk pelatihan, sehingga mereka tidak kehilangan mata pencaharian.

Yang terpenting mereka mencari nafkah tanpa membahayakan anak-anak,” ujar Fuller dari Blacksmith Institute.
Rtr/S-2





sumber :http://koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=54589


 
 
 
 

0 comments:

laporkan jika ada comment SPAM atau SARA di: MACHINE.MW[at]GMAIL.COM atau harsajet[at]yahoo.com

Posting Komentar

disclaimer

semua artikel yang berada di www.unikindo.com berasalkan dari sumber yang berbeda- beda, dan admin www.unikindo.com tidak mengklaim artikel tersebut. jika anda tidak setuju dengan penayangan artikel- artikel ini silahkan hubungi admin di: harsajet[at]yahoo.com