LIMA perancang busana dari Inggris yang menjadi finalis acara UK Young Fashion Entrepreneur (UKYFE) mendalami ragam kain batik Solo untuk kemungkinan mereka gunakan. Rombongan British Council ini mengunjungi sentra batik Solo, seperti Pasar Klewer, Kampoeng Batik Kaoeman, serta museum Batik Wuryaningratan.
Kelima finalis UKYFE tersebut adalah Imran Amed, Justin Smith, May Cortezzi, Sarah Elenany, serta Susi Henson. Selama dua hari, Minggu-Senin (21-22/3) mereka bersama tim dari British Council berada di Solo, setelah sebelumnya juga mengunjungi Jakarta dan Bandung.
Menurut Media Relations Officer British Council, Gusni Puspitasari, lima orang tersebut merupakan finalis dari kompetisi yang diikuti oleh 10 negara dengan sembilan kategori berbeda. Mereka berasal dari United Kingdom, Inggris.
”Mereka ingin melihat potensi industri kreatif bidang fesyen di Indonesia,” ungkapnya, sembari menuturkan bahwa Indonesia pernah lima kali memenangi kontes ini.
Dia menerangkan, dari kunjungan ini diharapkan bisa terbangun sebuah kolaborasi membentuk bisnis di bidang fesyen antara pebisnis Indonesia dengan UK.
”Target kita juga untuk memperlihatkan kekuatan industri kreatif. Untuk Solo kan kaya kreativitas terutama batik, ada lebih dari 30.000 motif,” sebutnya.
Branding sebagai kota batik inilah yang kemudian mendorong rombongan memilih Solo dibandingkan daerah-daerah lain.
”Sebenarnya kita ingin bisa mengunjungi semua kota, tapi waktu kita sangat terbatas, hanya satu minggu. Sebelumnya mereka telah mengunjungi pusat retail Tanah Abang Jakarta, dan Bandung,” bebernya.
Gusni menuturkan, kunjungan ke Solo mendapat dukungan dari pemerintah kota setempat. Bahkan, rombongan sempat mendapat jamuan makan malam bersama Wali Kota Solo Joko Widodo, Minggu (21/3) malam. Pada kesempatan itu, rombongan juga disuguhi aneka produk batik dan usaha kecil menengah (UKM) lainnya.
|
0 comments:
Posting Komentar