Diperkirakan 550 bangkai babi telah diangkat dari hulu sungai Qiantang, yang merupakan sumber air dari 4 juta warga Hangzhou, ibukota dari wilayah Provinsi Zhejiang China timur. Tidak ada yang tahu apakah karena tenggelam atau karena terjangkit penyakit.
Morning News Today melaporkan pada 17 Maret bahwa banjir di hulu sungai telah menghanyutkan sampah bersama dengan bangkai-bangkai ayam, bebek, angsa bahkan babi yang berbobot lebih dari seratus kilo.
Seorang pekerja di Wenyan, kota dekat Hangzhou, mengatakan dia tidak pernah melihat hal seperti ini sejak lima tahun lalu. "Bangkai-bangkai babi ini baunya sangat menyengat." Dia mengangkat seratus bangkai antara 9 -19 Maret.
Manajer sungai Huang Haizhen mengatakan, "untungnya bangkai-bangkai ini tidak mengapung dekat dengan sumber pengambilan air minum. Air itu tidak tercemar."
Beberapa pemakai internet mempertanyakan kepeduliannya. "Bukankah keberadaan dari sekian banyak bangkai babi mencemari air?" dan "Apakah hanya bangkai yang terapung dekat dengan sumber air minum yang dapat mencemarkan air?"
Wartawan Morning News Today melakukan pengecekan dengan beberapa peternak di sepanjang sungai ingin mengetahui dari mana datangnya bangkai babi tersebut.
Dia menemukan beberapa bangkai babi di hulu sungai yang dikenal dengan sungai Fuchun. Bangkai ini terbawa arus sungai yang akhirnya mengendap di sungai Qiantang.
Mr. Chen seorang penduduk setempat di kota Wenyan mengatakan, "Saya tidak tahu kapan mulainya, mungkin tiga atau lima tahun lalu, tetapi setiap musim panas banyak ditemui bangkai babi mengapung di sungai. Tidak ada yang memberitahu kami darimana asalnya."
Mr. Jiang, warga lain mengatakan: "Saya tahu banyak orang yang tinggal di bantaran sungai membuang sampah mereka langsung ke sungai. Mungkin itu alasannya.
Tidak ada yang punya jawaban mengapa begitu banyak bangkai babi saat ini. (EpochTimes/man) |
0 comments:
Posting Komentar