selamat datang di www.unikindo.blogspot.com temukan lebih dari 10.000 artikel unik dan selalu terupdate setiap harinya!

Burung Raja Udang (keren bgt gan)

Written By unik on Minggu, 04 April 2010 | Minggu, April 04, 2010

Alcedo atthis (juga dikenal sebagai burung raja-udang sungai, raja-udang Eurasia, atau raja-udang Eropa) telah membuat banyak orang terobsesi. Di daerah beriklim sedang di mana lazimnya burung-burung yang ada memiliki bulu yang tidak menarik, raja-udang sungai jadi tampak memesona. Kita tidak mungkin mengabaikannya saat burung itu melesat membelah udara bak peluru kendali berwarna biru-hijau.

Burung berwarna kuning, merah, jingga, dan coklat di seluruh dunia mendapatkan corak warnanya dari pigmen yang tertanam dalam susunan keratin di bulu-bulunya. Namun warna biru pada bulu raja-udang timbul dari pembiasan, sama seperti pemecahan cahaya oleh prisma, ,tetapi yang ini terjadi pada sehelai bulu. Saat diteliti dengan mikroskop, setiap helai bulu raja-udang yang panjang dan lebih halus dari rambut manusia memancarkan eksotisnya gradasi warna-warna biru. Struktur kecil di dalam bulu mengolah cahaya yang datang, lalu memantulkan warna permata nilam ke satu arah dan warma zamrud ke arah yang lain.

Sayang, kecantikan bisa menjadi sebuah kutukan. Ada saat di mana bulu raja-udang meraih status yang setara dengan batu permata, sutra, dan rempah-rempah. Sebuah karya tulis China dari abad ketiga yang memaparkan kebudayaan Barat menjabarkan daftar harta yang biasa ditemui pada Kekaisaran Romawi: gading, emas, batu akik, mutiara, dan bulu raja-udang. Selama 2.500 tahun industri pakaian bangsa Cina menggunakan bulu-bulu berbagai macam burung dari hutan Asia. Dalam sebuah bentuk seni yang dinamakan tian tsui atau menghias dengan raja-udang, para pengrajin menempelkan bulu-bulu yang berkilauan tersebut pada perhiasan, kipas, tirai pemisah, dan panel lanskap. Sebuah selimut bahkan pernah diberitakan berubah menjadi ”hamparan laut biru-hijau”. Bangsawan Korea juga punya hasrat yang sama, tetapi pada akhirnya hasrat itu menyurut di awal 1900-an.

Beruntung, pada zaman sekarang kemewahan yang mengeksploitasi burung mungil nan pemarah itu tinggal kenangan. Raja-udang bukanlah burung yang pemalu; burung itu jarang terlihat hanya karena mengeksploitasi lingkungan yang dihindari kebanyakan orang (kecuali orang-orang seperti Hamilton James). Bantaran sungai yang ideal bagi raja-udang adalah yang tanahnya cukup gembur untuk digali dengan paruhnya untuk dijadikan sarang. Sarang itu haruslah cukup tinggi untuk menghindari banjir yang sesekali timbul, tetapi cukup rendah untuk menghalangi serigala, ular, dan pemburu yang mencoba mengusiknya dari atas



Spoiler for Kilatan biru langit si raja-udang menukik menuju air dengan kecepatan 40 kilometer per jam.:


Spoiler for Sang raja-udang menyeruak dari gelombang hitam seperti bunga berwarna biru," tulis penyair Mary Oiliver yang menggambarkan penghormatannya atas burung sungai yang sibuk menerjang pada jam makannya itu. Cahaya menyebar melalui prisma di dalam struktur bulunya yang sangat kecil untuk menciptakan warna biru memukau yang dipancarkan burung raja-udang:


Spoiler for Di sebuah lubang di tepi sungai, seekor induk memberikan seekor ikan kecil kepada anaknya yang baru berusia sembilan hari. Ikan itu langsung menelannya bulat-bulat.:


Spoiler for raja udang lagi nangkring:


Spoiler for Seekor raja-udang betina mencaplok seekor ikan stickleback, seekor ikan kecil dengan duri di punggung, tepat dari bawah permukaan air. Warna paruh raja-udang mencerminkan jenis kelamin si pemburu: jantan biasanya berwarna hitam, sementara rahang bawah betina berwarna oranye sesuai dengan warna kakinya.:


Spoiler for Sambaran burung itu selalu tepat sehingga meski selaput pelindung tembus cahaya menutupi matanya saat si raja-udang sudah mencebur ke dalam air, ia tetap yakin mampu menangkap ikan sampai ke kedalaman setengah meter.:



sumber


0 comments:

laporkan jika ada comment SPAM atau SARA di: MACHINE.MW[at]GMAIL.COM atau harsajet[at]yahoo.com

Posting Komentar

disclaimer

semua artikel yang berada di www.unikindo.com berasalkan dari sumber yang berbeda- beda, dan admin www.unikindo.com tidak mengklaim artikel tersebut. jika anda tidak setuju dengan penayangan artikel- artikel ini silahkan hubungi admin di: harsajet[at]yahoo.com