FIFA tidak memberikan pernyataan apa pun tentang kesalahan para ofisial pertandingan Jerman versus Inggris di perdelapan final Piala Dunia 2010, Minggu (27/6/2010) di Stadion Free State, Bloemfontein. Dalam laga yang dimenangkan Jerman dengan skor mencolok 4-1 itu, ada sebuah gol Inggris yang dicetak Frank Lampard yang tidak disahkan. Padahal, bola yang memantul dari mistar gawang itu sudah melewati garis gawang.
"FIFA tidak akan berkomentar terhadap keputusan wasit yang memimpin pertandingan itu," demikian pernyataan otoritas tertinggi sepak bola dunia tersebut.
Sebenarnya, untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa menimbulkan kontroversi seperti ini, sudah ada usulan menggunakan teknologi. Akan tetapi, jajaran petinggi FIFA tak setuju dengan usulan tersebut, dan pada bulan Maret lalu mereka secara resmi mengumumkan takkan menggunakan alat bantu wasit untuk mengambil keputusan apakah terjadi gol atau tidak (jika kasusnya seperti pada laga ini).
Kubu Inggris sangat yakin, tembakan Lampard itu menghasilkan gol. Namun, wasit asal Uruguay, Jorge Larrionda, tak menggubris dan memberi isyarat pertandingan terus dilanjutkan. Padahal, seandainya wasit mengesahkan "gol" yang terjadi pada menit ke-38 tersebut, maka skor menjelang turun minum menjadi 2-2.
Tak cuma di Bloemfontein. Di Stadion Soccer City, Johannesburg, ofisial yang memimpin pertandingan Argentina melawan Meksiko juga membuat sebuah kesalahan karena mengesahkan gol pertama "Albiceleste" pada menit ke-26. Dari hasil penayangan ulang, Carlos Tevez sudah berada dalam posisi offside ketika menyundul bola sontekan Lionel Messi.
Wasit asal Italia, Roberto Rosetti, sempat berkonsultasi dengan hakim garis, yang tidak mengangkat bendera tanda offside. Para pemain Meksiko pun mengerumuni mereka (wasit) untuk menyatakan keberatan. Namun, sang pengadil tetap pada keputusannya bahwa gol tersebut sah dan Argentina pun memimpin 1-0.
0 comments:
Posting Komentar