Kiev, Kisah Oleg Salenko ini bisa jadi cerminan dan pelajaran untuk para bintang sebakbola saat ini. Salenko terpaksa melego Sepatu Emas yang dia raih di Piala Dunia 1994 untuk bayar utang.
Pada gelaran Piala Dunia 1994, enam gol dari Salenko bikin penyerang asal Rusia itu menjadi topskorer turnamen bersama Hristo Stoichkov dari Bulgaria.
Sebagai bentuk pengakuan dari predikat tersebut, Salenko dan Stoichkov sama-sama mendapatkan penghargaan Sepatu Emas sebagai simbolisasi topskorer.
Akan tetapi, beralih ke tahun 2010 alias 16 tahun kemudian, kondisi keuangan Salenko memburuk. Belitan utang bahkan sampai memaksanya untuk melepas Sepatu Emas tersebut.
"Aku menerima sebuah tawaran bagus dari Uni Emirat Arab," kata Salenko kepada suratkabar Blik yang dikutip Reuters.
"Aku bukannya bangkrut total atau semacam itu sehingga aku harus menjual segalanya, tapi tawarannya sulit ditolak. Aku diberitahu bahwa seorang Sheik Arab akan merawat penghargaan itu dengan menaruhnya di museum setempat," lanjut dia.
Lantas bagaimana awalnya sampai pria kelahiran 25 Oktober 1969 itu harus dipaksa menjual sebuah benda yang jadi pengakuan eksistensinya sebagai seorang pemain sepakbola?
"Aku sempat punya sebuah bisnis kecil, tapi setelah krisis (global) semuanya ambruk dan aku harus membayar utang-utang," kisah pria yang pensiun dari sepakbola pada tahun 2001 itu.
Salenko sendiri konon akan mendapatkan 500 ribu dolar AS atau Rp 4,6 miliar untuk Sepatu Emasnya itu, sebuah nilai yang dia rasa pantas sehingga rela melepaskan barang yang niscaya penuh dengan kenangan tersebut.
"Tentu saja aku lebih suka sepatu itu tetap di Rusia atau Ukraina, jadi jika saja aku mendapat tawaran yang setara di sini aku takkan menjualnya ke luar negeri," pungkas Salenko yang juga pernah membela timnas Ukraina.
Dengan perjalanan hidup yang acap seperti roda pedati --terkadang ada di atas dan kali lain di bawah-- seorang pemain sepakbola yang kini termasyhur dan bergelimang uang bisa saja terpuruk nanti jika tak pandai-pandai mengatur uang. Salenko, yang bahkan sudah berusaha bikin usaha kecil-kecilan, jadi buktinya.
Pada gelaran Piala Dunia 1994, enam gol dari Salenko bikin penyerang asal Rusia itu menjadi topskorer turnamen bersama Hristo Stoichkov dari Bulgaria.
Sebagai bentuk pengakuan dari predikat tersebut, Salenko dan Stoichkov sama-sama mendapatkan penghargaan Sepatu Emas sebagai simbolisasi topskorer.
Akan tetapi, beralih ke tahun 2010 alias 16 tahun kemudian, kondisi keuangan Salenko memburuk. Belitan utang bahkan sampai memaksanya untuk melepas Sepatu Emas tersebut.
"Aku menerima sebuah tawaran bagus dari Uni Emirat Arab," kata Salenko kepada suratkabar Blik yang dikutip Reuters.
"Aku bukannya bangkrut total atau semacam itu sehingga aku harus menjual segalanya, tapi tawarannya sulit ditolak. Aku diberitahu bahwa seorang Sheik Arab akan merawat penghargaan itu dengan menaruhnya di museum setempat," lanjut dia.
Lantas bagaimana awalnya sampai pria kelahiran 25 Oktober 1969 itu harus dipaksa menjual sebuah benda yang jadi pengakuan eksistensinya sebagai seorang pemain sepakbola?
"Aku sempat punya sebuah bisnis kecil, tapi setelah krisis (global) semuanya ambruk dan aku harus membayar utang-utang," kisah pria yang pensiun dari sepakbola pada tahun 2001 itu.
Salenko sendiri konon akan mendapatkan 500 ribu dolar AS atau Rp 4,6 miliar untuk Sepatu Emasnya itu, sebuah nilai yang dia rasa pantas sehingga rela melepaskan barang yang niscaya penuh dengan kenangan tersebut.
"Tentu saja aku lebih suka sepatu itu tetap di Rusia atau Ukraina, jadi jika saja aku mendapat tawaran yang setara di sini aku takkan menjualnya ke luar negeri," pungkas Salenko yang juga pernah membela timnas Ukraina.
Dengan perjalanan hidup yang acap seperti roda pedati --terkadang ada di atas dan kali lain di bawah-- seorang pemain sepakbola yang kini termasyhur dan bergelimang uang bisa saja terpuruk nanti jika tak pandai-pandai mengatur uang. Salenko, yang bahkan sudah berusaha bikin usaha kecil-kecilan, jadi buktinya.
0 comments:
Posting Komentar