Gaun yang dikenakan Ema dibentuk ala gaun pengantin Eropa. Tak hanya itu, sebagai bukti keduanya memang peduli lingkungan, mereka juga tidak menggunakan mobil pengantin. Edi dan Ema pun memilih andong yang merupakan kendaraan tanpa polusi.
Tak hanya kedua mempelai yang mengenakan gaun berbahan limbah plastik, tapi juga para pengiring pengantin. Mereka pun mengenakan sejumlah aksesoris dari bekas tutup minuman kaleng maupun kepingan cakram video bekas. Gaun serta berbagai aksesoris dalam prosesi pernikahan tersebut dibuat oleh seorang perias pengantin bernama Erni Suhaina.
Untuk membuat sebuah gaun pengantin, Erni membutuhkan tak kurang dari 800 kantong plastik bekas. Tidak hanya pengantinnya, Erni juga membuat gaun untuk pendamping pengantin.
Dalam proses pembuatan sepasang gaun pengantin, Erni dibantu oleh puluhan ibu-ibu darma wanita serta tetangganya dalam tempo waktu satu pekan. Tak heran jika gaun pengantin ini disewakan secara gratis.
Rencananya gaun sampah plastik akan dibuat dalam jumlah banyak dan dipasarkan ke masyarakat. Pastinya kreativitas Erni sudah membantu mengurangi jumlah sampah plastik.
Keunikan busana pengantin tersebut mengundang perhatian pula dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Gaun pengantin dan aksesoris dari limbah plastik itu pun dicatatkan di MURI sebagai gaun yang unik, langka, dan peduli terhadap lingkungan
sumber :http://www.metrogaya.com/home/pengantin-di-cilacap-menikah-dengan-gaun-dari-limbah-sampah-plastik
0 comments:
Posting Komentar