Siska Ramadhani terbujur kaku di ruang instalasi kamar mayat RSU Dr Pirngadi Medan, Selasa (8/6). Tubuh bayi berusia 22 bulan ini terlihat banyak sekali luka memar membiru diduga bekas siksaan. Pelakunya, masih diselidiki Polsek Hamparan Perak.
Haris Susanto, ayah bayi terlihat sangat terpukul atas meninggalnya anak keempat dari empat bersaudaranya itu. Pria berusia 43 ini, berulang kali menangis bahkan sempat pingsan di dalam ruang instlasi kamar mayat. Keluarga dan anggota kepolisian Hamparan Perak, yang ada membawanya ke luar, untuk ditenangkan.
Namun sore harinya ketika ia pulang bekerja sekitar pukul 18.00 WIB, warga Hamparan Perak ini, sudah melihat keganjilan pada putrinya itu. Di bagian kening Siska ada bekas biru, dan biasanya mau diberi makan menjadi tidak mau."Dia juga demam,"katanya.
Karena bocah berkulit putih ini, semakin demam, maka keluarga membawa ke rumah sakit di daerah Marelan. Pihak rumah sakit menyarankan, Siska harus dirawat di ruang ICU. Namun karena tidak ada biaya, Susanto disarankan membawa anaknya ke RSU Pirngadi Medan. "Tapi kami tidak mau dan memilih untuk rawat jalan saja," ujarnya.
Polisi membenarkan dugaan bahwa penyebab kematian bayi karena tidak wajar, sehingga diperlukan visum. Namun siapa pelakunya masih teka-teki.
Haris Susanto, ayah bayi terlihat sangat terpukul atas meninggalnya anak keempat dari empat bersaudaranya itu. Pria berusia 43 ini, berulang kali menangis bahkan sempat pingsan di dalam ruang instlasi kamar mayat. Keluarga dan anggota kepolisian Hamparan Perak, yang ada membawanya ke luar, untuk ditenangkan.
Sebelum pingsan, Susanto sempat mengatakan pada wartawan, dugaannya tetangganyalah yang melakukan kekerasan ini. Tiga hari lalu, tepatnya Minggu (6/6), dirinya menitipkan anaknya pada seorang tetangga, karena ia akan bekerja sebagai buruh bangunan. "Biasanya saya memang selalu menitipkan anak saya kalau mau kerja, karena di rumah nggak ada orang. Sedangkan saya dengan istri sudah lama tidak tinggal serumah, kami telah pisah,"ujarnya.
Namun sore harinya ketika ia pulang bekerja sekitar pukul 18.00 WIB, warga Hamparan Perak ini, sudah melihat keganjilan pada putrinya itu. Di bagian kening Siska ada bekas biru, dan biasanya mau diberi makan menjadi tidak mau."Dia juga demam,"katanya.
Karena bocah berkulit putih ini, semakin demam, maka keluarga membawa ke rumah sakit di daerah Marelan. Pihak rumah sakit menyarankan, Siska harus dirawat di ruang ICU. Namun karena tidak ada biaya, Susanto disarankan membawa anaknya ke RSU Pirngadi Medan. "Tapi kami tidak mau dan memilih untuk rawat jalan saja," ujarnya.
Susanto mengaku dia sudah pisah dengan istrinya Saimah sejak Februari 2010, yang kini tinggal dan bekerja di Siantar. Otomatis mengurus anak-anak agak kewalahan. Singkatnya, keadaan Siska semakin parah. Akhirnya dia meninggal dunia Senin sekitar pukul 18.00 WIB dengan kondisi tubuh lembam-lembam. Karena kecurigaan ini, lalu esok harinya atas saran salah seorang bidan, keluarga mengadukan hal ini Polsek Hamparan Perak, dan kemudian divisum.
Polisi membenarkan dugaan bahwa penyebab kematian bayi karena tidak wajar, sehingga diperlukan visum. Namun siapa pelakunya masih teka-teki.
0 comments:
Posting Komentar